Ernawati menyampaikan untuk mendidik anak, seorang perempuan atau ibu harus membekali anak-anak tidak hanya kemampuan akademis semata, tapi juga membentuk anak-anak dengan kemampuan emosional dan kemampuan spiritual.
KEMAJUAN suatu negara sangat bergantung pada sosok perempuan di negara itu. Jika perempuan di suatu negara itu baik dalam mendidik anak mereka, negara itu akan bisa menjadi negara maju.
”Sebab, perempuan adalah pembentuk generasi mendatang. Karena itulah, perlu ada gerakan besar untuk mengingatkan seluruh perempuan di negara ini terhadap tugas utamanya yakni mendidik anak mulai dari usia kecil hingga dewasa,” ungkap Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional (Unas) Ernawati Sinaga dalam lokakarya nasional bertemakan Peran Perempuan dalam Membangun Karakter Bangsa, di kampus Unas, Jakarta, Selasa (21/4).
Lokakarya yang digelar untuk meramaikan Hari Kartini, 21 April, itu terselenggara atas kerjasama Unas dengan tiga organisasi perempuan yakni Indonesia Women for Water, Sanitation, and Hygiene (IWWASH), Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), dan Q-Pro People Development.
Ernawati menyampaikan untuk mendidik anak, seorang perempuan atau ibu harus membekali anak-anak tidak hanya kemampuan akademis semata, tapi juga membentuk anak-anak dengan kemampuan emosional dan kemampuan spiritual.
”Di antaranya bagaimana menanamkan pendidikan karekter seperti kerja keras, jujur, menjalin komunikasi dengan orang lain, dan saling menghormati pada mereka yang berlatar belakang berbeda. Ini semua bisa diperoleh anak dari ibu, selain juga dari sekolah,” kata Ernawati.
Ketua Umum ISWI Retno Sri Endah Lestari menyampaikan seorang ibu atau perempuan yang berkualitas perlu dibekali pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. ”Karena itu, kalangan perguruan tinggi dan para alumninya bisa berperan menyemaikan pengetahuan dan keterampilan pada mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Lokakarya Nasional Nonon Saribanon menyampaikan dalam lokakarya yang digelar seharian itu, juga menghadirkan pembicara yakni mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Masnah Sari, Deputi bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Wahyu Hartomo, serta Presiden Pusat Studi Jepang untuk Kemajuan Indonesia Anni Iwasaki.
Kepala Divisi Humas Unas Dian Metha Ariyanti menambahkan para peserta lokakarya yang kebanyakan orangtua juga mendapat pelatihan hypnoterapi untuk membantu membentuk karakter anak.
”Lokakarya ini sejalan dengan program Unas yang sedang menggalakkan pembangunan karakter untuk seluruh sivitas akademik,” tukas Dian. (H-2)
berita dapat dilihat di : http://www.mediaindonesia.com/misore/read/1144/Perempuan-Sosok-Penting-Negara-Bisa-Maju/2015/04/21
No Comments