Air, sanitasi dan hygine (kesehatan lingkungan) (WASH) merupakan mata rantai penting dalam kehidupan. Ketiganya mempunyai kaitan komprehensif dan erat. Air yang bersih dan mempunyai kualitas yang menyehatkan akan memberikan berkah kesehatan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, budaya sehat dapat diciptakan dengan menjaga lingkungan yang sehat, sanitasi lingkungan yang terjaga serta ketersediaan air bersih yang menyehatkan.
Krisis air telah sangat dirasakan di beberapa tempat di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan beberapa kota besar lainnya, dimana masyarakat telah tidak mempunyai kepercayaan pada air tanah yang dimilikinya dan kemudian harus mengkonsumsi air mineral yang merupakan tambahan pengeluaran bagi keluarga. Padahal air, air bersih seharusnya merupakan hak dasar yang dapat diperoleh secara cuma-cuma sepanjang hidup, seperti halnya udara yang dihirup, oleh karena itu air harus mengutamakan kualitas, dan harus dipastikan benar-benar air layak untuk dijadikan sumber air minum.
Kualitas air, sanitasi dan kesehatan lingkungan di Indonesia, secara rata-rata menurun disebabkan berbagai faktor yang dapat memicu penurunan kualitas tersebut, diantaranya adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari disamping kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada upaya-upaya tersebut.
Selain itu WASH merupakan program global yang ditargetkan oleh PBB melalui berbagai Negara berkembang yang ada di seluruh dunia. Oleh karena itulah pemerintah telah mencanangkan untuk dapat mencapai Millenium Development Goal (MDG) target no 10, yaitu:
Menurunkan proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar sebesar separuhnya pada tahun 2015.
Adapun target yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia dalam program MDG adalah adalah:
- Penyedia Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Dalam rangka pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunnya jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi sebesar 50%.
- Adapun sasaran dari program ini yaitu terdapat tambahan 5,6 juta penduduk yang dapat mengakses sarana air minum aman dan berkelanjutan selain itu terdapat tambahan 4 juta penduduk yang dapat mengakses sarana sanitasi yang layak dan berkelanjutan dan Pemerintah kabupaten/kota memiliki dokumen perencanaan daerah bidang air minum dan sanitasi.
Lihat : Air, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
Terbentuknya Jejaring IWWASH
Selama ini telah banyak organisasi baik itu pemerintah maupun non pemerintah yang bergerak di bidang air, sanitasi dan hygine. Akan tetapi belum dijumpai jaringan yang kuat yang dapat memberikan gerakan sinergitas yang kuat dalam upaya mengkampanyekan dan memberdayakan jejaring perempuan khususnya jaringan wanita muslimah di Indonesia. Oleh sebab itu, pada 16 September 2014, di Hotel Santika Taman Mini Indonesia Indah telah disepakati sebuah forum yaitu: Indonesian Women for Water Sanitation and Hygine (IWWASH) yang merupakan sebuah forum komunikasi sekaligus upaya berjejaring yang bertujuan untuk mensinergikan segala kegiatan wanita terutama wanita Islam yang bergiat dalam sanitasi, air dan hygine
Nama IWWASH muncul sebagai sebuah kesepakatan yang diambil dalam pertemuan jejaring 16 organisasi wanita Islam dan juga organisasi wanita nasional yang turut membidani pertemuan jejaring ini pada pada pertemua awal yaitu:
- BMT Bina Usaha Muhajirin
- Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI)
- PKK Kelurahan Rawajati-Pancoran Jakarta Selatan
- LPPM Institut Sains dan Teknologi al Kamal (ISTA)
- LPPM Universitas Al-Azhar Indonesia
- LPPM Universitas Nasional
- Muslimat Center Dewan Da’wah Islamiah Indonesia
- Persistri -Persatuan Islam Istri
- PKK Kel. Tanah Baru Kec. Pancoran Mas Depok
- PP Muslimat Dewan Da’wah
- PP Muslimat NU
- PP Wanita Islam
- PPSW Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita
- Pusat Pemberdayaan Masyarakat Pertamina (PPMP) Pulau Bunyu, Kalimantan Utara
- Wanita Persatuan Umat Islam (PUI)
- Yayasan Cikal Madani
LIHAT JUGA : Jejaring
No Comments